Senin, 12 September 2011

PEMAKAIAN LAMPU LED DAPAT MENGURANGI GLOBAL WARNING

NetSains.com-Pernahkah Anda mendengar tentang LED?  Ketika Anda menyalakan televisi, komputer, pengeras suara  (speaker), hard disk eksternal, proyektor LCD, maupun  perangkat elektronik lainnya, sebuah lampu kecil akan menyala  sebagai indikator bahwa perangkat tersebut sedang dalam proses  kerja. Lampu yang umumnya bewarna merah atau kuning tersebut  dalam dunia teknik dikenal dengan nama light emitting diode  atau yang kita kenal dengan singkatan sehari-hari sebagai LED.
Secara sederhana, LED didefinisikan sebagai salah satu  semikonduktor yang mengubah energi listrik menjadi cahaya.  LED merupakan perangkat keras dan padat (solid-state  component) sehingga unggul dalam hal ketahanan (durability).  LED banyak digunakan dalam perangkat elektronik karena  ukurannya yang mini dan praktis, serta konsumsi dayanya yang  relatif rendah. Usia yang sangat panjang, lebih dari 30 ribu jam,  menambah keunggulannya. Sayangnya, suhu lingkungan yang  terlalu tinggi dapat menyebabkan gangguan elektrik pada LED itu  sendiri. Selain itu, harga per lumen (satuan cahaya) yang lebih  tinggi membuat masyarakat memilih cara penerangan biasa  dengan lampu pijar maupun neon.
Efisiensi lampu pijar dan neon
Lampu pijar (incandescent lamp) menggunakan filamen tipis di  dalam bola kaca yang hampa udara. Arus listrik mengalir dan  memanaskan filamen. Pada suhu yang sangat tinggi, cahaya akan  berpijar pada filamen tersebut. Apabila bohlam bocor dan  oksigen menyentuh filamen panas, reaksi secara kimia akan  terjadi sehingga lampu rusak dan tidak dapat digunakan lagi.
Bohlam pijar masih banyak digunakan di Indonesia terutama di  kota-kota kecil sebab harganya yang paling murah di antara jenis  lampu lain khususnya yang berbahan gas. Pada proses  pencahayaannya, lebih dari 90% energi yang dihasilkan berupa  inframerah dan panas. Selain itu, usianya yang hanya 1.000 jam  sangat pendek dibandingkan dengan lampu lain yang lebih efisien.
Selain pijar, jenis lampu yang banyak digunakan pada masa kini  adalah lampu dengan bahan gas, umumnya neon (fluorescent  lamp). Lampu ini memerlukan uap merkuri untuk menghasilkan  sinar ultraungu (UV light). Sinar ini kemudian diserap oleh fosfor  yang melapisi bagian dalam kaca sehingga cahaya akan  berpendar. Panas yang dihasilkan lampu ini lebih sedikit daripada  lampu pijar tetapi masih ada energi yang hilang saat memproses  sinar ultraungu menjadi cahaya yang kasat mata.
Di antara berbagai jenis lampu, lampu neon termasuk kategori  lampu hemat energi dan banyak dipakai di perumahan dan  perindustrian. Lampu neon dapat berusia 10 ribu jam, sepuluh kali  usia lampu pijar. Namun dampaknya bagi lingkungan, kedua jenis  lampu ini cukup berbahaya. Lampu pijar sangat boros dalam  efisiensi energi dan cahayanya tidak cukup terang, sehingga di  negara-negara maju lampu ini sudah jarang dipakai lagi.  Kandungan merkuri pada lampu neon pun tidak baik bagi  kesehatan manusia maupun lingkungan. Tingkat efisiensi energi  yang rendah membawa pengaruh bagi pemanasan global.
Hemat energi, hemat biaya
Lampu pijar dan neon tidak berguna lagi setelah bohlamnya  pecah, namun tidak demikian dengan lampu LED. Lampu ini  merupakan jenis solid-state lighting (SSL), artinya lampu yang  menggunakan kumpulan LED, benda padat, sebagai sumber  pencahayaannya sehingga ia tidak mudah rusak bila terjatuh atau  bohlamnya pecah. Kumpulan LED diletakkan dengan jarak yang  rapat untuk memperterang cahaya. Satu buah lampu ini dapat  bertahan lebih dari 30 ribu jam, bahkan mencapai 100 ribu jam.
LED hanya memiliki 4 macam warna yang kasat mata, yaitu  merah, kuning, hijau, dan biru. Untuk menghasilkan sinar putih  yang sempurna, spektrum cahaya dari warna-warna tersebut  digabungkan. Yang paling umum dilakukan adalah penggabungan  warna merah, hijau, dan biru, yang disebut RGB. Sampai saat ini,  pengembangan terus dilakukan untuk menghasilkan lampu LED  dengan komposisi warna seimbang dan berdaya tahan lama.
Keunggulan dan kelemahan lampu LED sama dengan yang  terdapat pada LED itu sendiri. Namun, manfaatnya terasa dalam  menekan pemanasan global dan mengurangi emisi karbon dunia.  Lampu ini berasal dari bahan semikonduktor, jadi tidak  diproduksi dari bahan karbon. Bila lampu LED digunakan di  seluruh dunia, total energi listrik untuk penerangan dapat  berkurang hingga 50%. Selisih emisi karbon yang dihasilkan dunia  bisa mencapai 300 juta ton per tahunnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar